Jenazah lelaki tersebut bernama Iskandar Noh (48) yang ditemukan sudah dalam kondisi kaku sudah tidak bernyawa di sebuah pondok milik nya.
Korban pertama kali ditemukan oleh saksi perempuan Fatma Olii (39) warga setempat.
Fatma Olii menjelaskan bahwa Selasa (25/5/2021) malam sekitar pukul 23:00 WITA, dia melihat korban dalam kondisi sakit, batuk-batuk dan sesak nafas.
Merasa ibah, Fatma Olii pun datang membantu korban dengan memberikan teh hangat dan memberikan roti serta mengosok minyak hangat (Ganda Pura) ditubuh korban, setelah itu dia kembali ke rumah nya untuk beristrirahat.
Sekitar pukul 04:30 WITA. Fatma Olii kembali untuk mengecek kondisi korban, namun saat berada di pondok korban, dia melihat korban sudah dalam kondisi kaku dan tidak bergerak (Meninggal dunia).
Melihat kondisi korban yang sudah meninggal dunia, Fatma Olii kemudian mencari dan meminta bantuan kepada tetangga disekitar nya.
Fatma Olii menjelaskan bahwa korban Iskandar Noh memang sudah lama menderita sakit, dan sakit yang dikeluhkan korban yaitu asam urat, batuk-batuk dan sesak nafas.
Senada dengan itu, saksi lelaki Burhan Daniel (35) tetangga korban, menjelaskan bahwa meninggalnya korban diketahuinya dari perempuan Fatma Olii yang saat itu dia selesai melaksanakan ibadah Sholat subuh.
Burhan Daniel menerangkan bahwa korban Iskandar Noh diketahuinya memang sudah lama menderita sakit asam urat, batuk-batuk dan sesak nafas.
Sementara Hamza (31) warga kelurahan Pateten yang merupakan adik korban menerangkan bahwa malam sekitar pukul 22:00 WITA sebelum korban meninggal, dia datang menjenguk korban dan mengoleskan minyak hangat karena suhu badan kakak nya itu sangat dingin.
Namun pada Rabu dini hari sekitar pukul 05:00 WITA. Hamza mendapat kabar dari pemerintah setempat bahwa korban kakak nya itu sudah meninggal dunia.
Hamza menjelaskan bahwa korban kakak nya itu tidak menikah dan hidup menyendiri disebuah pondok. Sedangkan untuk makan nya sehari-hari hanya diberikan oleh tetangga sekitar.
Dia (Hamza) juga pernah mengajak korban kakak nya itu untuk tinggal bersama dengan nya di kelurahan Pateten tetapi malah ditolak oleh korban.
Kapolsek Maesa AKP. Dewa Ayu Rayoka Cempaka, S.I.K. lewat Wakapolsek AKP. Inge B. Marijo, S.H. membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Selain melakukan pengamanan di lokasi kejadian, kami sudah berkoordinasi dengan Tim Covid-19 kecamatan Maesa Kota Bitung untuk proses pemakaman korban", ucapnya.
"Antisipasi penyebaran Covid-19, kami juga sudah memberikan himbauan-himbauan kepada warga sekitar tempat kejadian untuk tetap waspada", tutup Wakapolsek Maesa.
No comments:
Post a Comment